Kamis, 26 November 2015
Yang perlu anda ketahui mengenai agar-agar jelly
Yang perlu anda ketahui mengenai agar-agar jelly
Sekarang ini di toko-toko makanan, banyak dijual sejenis jajanan baru yang disebut ‘jelly’ atau ‘agar-agar jelly’. bentuk makanan agar agar dikemas dalam kemasan yang menarik, berwarna-warni mencolok, rasanya manis dan dikemas dalam keadaan siap santap. Anak-anak sangat menggemarinya sebagai makanan kecil yang mudah dibawa-bawa. Perlu diketahui, bahwa ‘jelly’ ada bermacam-macam. Antara lain, sebagai kosmetika (untuk rambut), buah-buahan yang diawetkan dengan cara tertentu (sejenis selai), dan sejenis bahan yang berasal dari ‘gom arab’ (arabic gum, arabische gom). Gom arab sendiri sebenarnya adalah sejenis getah yang dihasilkan oleh pohon tertentu. Setelah di olah menghasilkan bahan mirip agar-agar, dan dapat disajikan sebagai makanan. Di antaranya sebagai ‘jelly’ itu tadi.Yayasan Lembaga Konsumen indonesia pun terpikat oleh ‘jelly’ yang warna-warni itu. Bukan sekedar menyantapnya, tetapi untuk mengujinya, untuk mengetahui apa saja yang terkandung di dalamnya. Pengujian dilaksanakan di/oleh Balai Besar Industri Hasil Pertanian (BBIHP) di bogor. Agar tidak menimbulkan salah tafsir, baiklah kita gunakan istilah ‘agar-agar jelly’ untuk penganan yang sedang kita bahas itu.
Untuk pengujian tersebut Yayasan Lembaga Konsumen mengambil 27 contoh agar-agar jelly dari beberapa kota besar di indonesia. Diantaranya dari Medan, palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Ujungpadang dan mataram. Berhubung standar Industri untuk pengujian agar-agar jelly belum ada, Maka beberapa kriteria diuji berdasarkan ketentuan Departemen Kesehatan. Terutama mengenai penggunaan bahan tambahan pada makanan (food additive) yaitu pemanis buatan, pengawet dan esens. Juga di uji kadar gula dan keadaan mikrobiologinya. Hasilnya sebagai berikut.
Pemakaian Zat Warna Tambahan
Warna-warni agar-agar jelly begitu menarik dan menggugah selera. Dari warna merah, kuning sampai ungu dan biru. Ternyata dari 27 contoh yang di uji itu, semuanya menggunakan zat warna sintetis untuk makanan, sesuai dengan Peraturan Menteri kesehatan no.235/MenKes/Per VI/’79, yaitu: Ponceau 4R, Tartrazine, Brilliant Blue FCF, dan Amaranth.
Meskipun zat warna tersebut diijinkan untuk makanan, tapi jika dikonsumsi secara terus menerus dan dalam jumlah yang banyak, tetap akan berpengaruh terhadap kesehatan karena sifat kimianya.
Tanpa Gula Pasir, Maka Dibutuhkan Bahan Pengawet
Sebenarnya jika penggunaan gula pasir cukup dan proses sterilisasinya sempurna, maka kedalam agar-agar jelly tidak perlu ditambahkan bahan pengawet. Tapi karena ada beberapa contoh yang memakai pemanis buatan sebagai pengganti gula, maka ditambahkan juga pengawet yaitu asam benzoat. Ada 13 contoh yang memakai asam benzoat, dengan kisaran 80-258 ppm.
Semua Contoh Mempergunakan Esens
Untuk memberikan rasa pada agar-agar jelly, dibutuhkan esens. Jadi bukan rasa asli (alamiah) melainkan rasa sintetis.
Keadaan Mikrobiologi
Untuk mengetahui adanya kerusakan pada agar-agar jelly, diadakan pengujian mikrobiologi yaitu terhdap jumlah bakteri, Khamir dan kapang. Hasilnya, dari 27 contoh yang diuji di ketahui bakteri 1×10ꞌ – 7×10³ kol/g, dalam 7 contoh terdapat khamir 10 – 310 kol/g, dalam 10 contoh terdapat 5 – 510 kol/g. Ini mungkin disebabkan oleh proses pengolahan yang kurang baik, atau kemasan yang rusak pada saat distribusi, atau mungkin juga karena umur agar-agar jelly yang sudah lama. Dan perlu pula diketahui bahwa dari 27 contoh yang di uji, tidak satupun contoh yang mencantumkan tanggal kadaluarsa. Agar-agar jelly yang sudah di rusak mikroba di tandai dengan rasa asam/basi. Mungkin anak-anak tidak dapat membedakan rasa asam yang sebenarnya dengan rasa asam/basi.
Menilik hasil pengujian tersebut, Yayasan Lembaga Konsumen menyarankan kepada Anda untuk tidak membiarkan anak-anak mengonsumsi agar-agar jelly secara terus menerus dan dalam jumlah banyak, mengingat adanya berbagai bahan tambahan tanpa nilai gizi. Disamping itu rasa agar-agar pun harus diperhatikan. Hindari menyantap agar-agar jelly yang sudah berubah rasa.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar